Senin, 27 Februari 2012

sepotong jiwa

sepotong jiwa pengabdi kata hati
tatkala langkahnya yang kecil membentur dinding semesta
ia terduduk sejenak kemudian menelanjangi mega
mencoba memahami angin yang lintas menampar
dan menyepuhnya
pada sebuah jalan setapak mencuci langkah
di peraduan barat suasana kaku dan gamang bermunculan
juga kesendiriannya yang berjubah menjerit-jerit

manakala mata membentang segalanya tampak sangat jauh
menyisir luasnya khasidah tiupan ; hanyalah sunyi
sesunyi wajah bulan tenggelam di bebatuan
isak batin yang camping diseduh dalam gelas-gelas kosong jiwa
menggelepar dan mengkerjat
namun sesekali masih terdengar kumandangnya ; hanya lirih saja

petuah purba kata hati
menjadi mata hati dalam jiwa yang sekarat tak berarah
sesekali hanya terdengar detak jarum renta hidup
masih dipaksakan sisa tatih
terus berkelana di kubangan jalan terpasung

......
belum terpejam mati
hampir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar